On
1/31/2011 03:27:00 AM
by
Khairul Jasmi
in
Wasit Garis
No comments
Anggreini Meireski,13, siswi SMP 1 Padang, permata ayah dan bundanya, dibunuh lelaki bejat. Sebelum dibunuh ia diperkosa. Jenazahnya dikarungi. Ini, benar-benar tindakan biadab. Menurut sejumlah pihak, pelakunya pantas dihukum mati.
Gadis manis ini disapa Anggi, Selasa pagi pekan lalu ia hendak pergi ujian tapi tak pernah sampai ke sekolah. Oknum tukang ojek kalera itu, telah menyudahi anak tak berdosa tersebut. Rabu ia dimakamkan, sebuah pemakaman yang memilukan.
Akibat perbuatannya, banyak tukang ojek yang kena getahnya. Para tukang ojek, marah pada pelaku, sebab nama baik mereka jadi rusak. Tukang ojek perlu meratapkan barisan, membuat persatuan dan memantau anggotanya. Jangan ada tukang ojek liar.
Akan halnya, Anggi, telah dipanggil Tuhan, semoga ia menunggu ayah, ibu dan saudara-saudaranya dengan payung di Padang Mashar nanti. Mudah-mudahan mereka berbimbingan masuk surga.
Peristiwa yang dialami almarhumah Anggi, memberikan isyarat kuat, di sekeliling ada orang jahat. Ada orang baik tapi sesungguhnya jahat. Karena itu, orangtua harus berhati-hati, memantau terus keberadaan anak gadisnya. Nanti diperkosa orang pula. Laki-laki banyak yang gila, berpikiran pendek.
Enak saja dia memperkosa anak orang, bahkan membunuhnya sekalian. Tak punya otak! Kenapa memperkosa dan membunuh, bisa jadi karena kelaianan jiwa bisa juga karena dorongan nafsu yang kuat. Film porno, sebagai salah satu penyebabnya.
Saya lama termenung dan saya sedih memikirkan nasib anak SMP 1 Padang itu. Anak serancak itu, dalam sekejap menemui ajal. Betapa banyaknya anak-anak gadis kita yang kini ketakutan, sama dengan ketakutan orangtuanya.
Aparat keamanan tentu tidak bisa mendeteksi semua hal jahat, apalagi kejahatan belum dilakukan. Niat jahat hanya diketahui si empunya niat dan Tuhan. Karena itu, peran masyarakat sangat diperlukan, paling tidak untuk mendeteksi, mencegah atau mengingatkan.
Mudah-mudahan setelah ini, tidak ada lagi penjahat merenggutkan masa depan seorang anak, hanya karena si pelaku brengsek. Tindakan jahat itu, telah membuat sebuah keluarga terbenam dalam kesedihan. Anak mati tidak wajar, tak bisa diterima akal sehat. Beban berat itulah yang ditanggung oleh keluarga almarhumah Anggi.
Kita hanya bisa berpesan semoga mereka tabah. Seperti pesan Kepala SMP 1 Padang, Ahmad Nurben, agar keluarga almarhumah bisa melalui hari-hari mendatang dengan berserah diri pada Tuhan. Ia juga meminta agar orangtua berhati-hati.
Anggi, gadis manis yang masih di SMP itu, telah pergi, ia memberikan pelajaran amat berharga bagi kita semua. Ia menjadi korban, kita dapat pelajaran yang tak ternilai.
Kota kita, daerah kita, mudah-mudahan menjadi tempat tinggal yang akrab, yang damai, tenang dan jauh dari gangguan kejahatan. Jangan ada lagi Anggi yang lain. *
Gadis manis ini disapa Anggi, Selasa pagi pekan lalu ia hendak pergi ujian tapi tak pernah sampai ke sekolah. Oknum tukang ojek kalera itu, telah menyudahi anak tak berdosa tersebut. Rabu ia dimakamkan, sebuah pemakaman yang memilukan.
Akibat perbuatannya, banyak tukang ojek yang kena getahnya. Para tukang ojek, marah pada pelaku, sebab nama baik mereka jadi rusak. Tukang ojek perlu meratapkan barisan, membuat persatuan dan memantau anggotanya. Jangan ada tukang ojek liar.
Akan halnya, Anggi, telah dipanggil Tuhan, semoga ia menunggu ayah, ibu dan saudara-saudaranya dengan payung di Padang Mashar nanti. Mudah-mudahan mereka berbimbingan masuk surga.
Peristiwa yang dialami almarhumah Anggi, memberikan isyarat kuat, di sekeliling ada orang jahat. Ada orang baik tapi sesungguhnya jahat. Karena itu, orangtua harus berhati-hati, memantau terus keberadaan anak gadisnya. Nanti diperkosa orang pula. Laki-laki banyak yang gila, berpikiran pendek.
Enak saja dia memperkosa anak orang, bahkan membunuhnya sekalian. Tak punya otak! Kenapa memperkosa dan membunuh, bisa jadi karena kelaianan jiwa bisa juga karena dorongan nafsu yang kuat. Film porno, sebagai salah satu penyebabnya.
Saya lama termenung dan saya sedih memikirkan nasib anak SMP 1 Padang itu. Anak serancak itu, dalam sekejap menemui ajal. Betapa banyaknya anak-anak gadis kita yang kini ketakutan, sama dengan ketakutan orangtuanya.
Aparat keamanan tentu tidak bisa mendeteksi semua hal jahat, apalagi kejahatan belum dilakukan. Niat jahat hanya diketahui si empunya niat dan Tuhan. Karena itu, peran masyarakat sangat diperlukan, paling tidak untuk mendeteksi, mencegah atau mengingatkan.
Mudah-mudahan setelah ini, tidak ada lagi penjahat merenggutkan masa depan seorang anak, hanya karena si pelaku brengsek. Tindakan jahat itu, telah membuat sebuah keluarga terbenam dalam kesedihan. Anak mati tidak wajar, tak bisa diterima akal sehat. Beban berat itulah yang ditanggung oleh keluarga almarhumah Anggi.
Kita hanya bisa berpesan semoga mereka tabah. Seperti pesan Kepala SMP 1 Padang, Ahmad Nurben, agar keluarga almarhumah bisa melalui hari-hari mendatang dengan berserah diri pada Tuhan. Ia juga meminta agar orangtua berhati-hati.
Anggi, gadis manis yang masih di SMP itu, telah pergi, ia memberikan pelajaran amat berharga bagi kita semua. Ia menjadi korban, kita dapat pelajaran yang tak ternilai.
Kota kita, daerah kita, mudah-mudahan menjadi tempat tinggal yang akrab, yang damai, tenang dan jauh dari gangguan kejahatan. Jangan ada lagi Anggi yang lain. *
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Search
Popular Posts
-
Ini bukan untuk gagah-gagahan, tapi mencoba berkontribusi lebih banyak lagi bagi kepentingan umum. Apa itu? Forum Editor! Forum Editor a...
-
Khairul Jasmi Di Padang saat ini banyak benar jalan berlobang. Jika tak berlobang, aspalnya terkelupas. Kondisi jalan yang buruk menyebabk...
-
Saya naik pesawat Susi Air dari Simpang Empat ke BIM, begitu mendarat saya sudah ketinggalan siaran langsung pengumuman kabinet oleh Preside...
-
Di pinggang malam, karum jam naik, kami turun ke ruang pracetak. Di dada malam, mesin bergemuruh mencetak huruf demi huruf. Di rumahnya, re...
-
Besi tua, jejak sejarah, eksotik, unik, pabrik indah : indarung 1 Fotografer by : Yosfiandri
-
Ini lagu Minang, “Dikijoknyo Den,” lalu oleh Upiak Isil didendangkan dalam bahasa Indonesia, maka jadilah lagu itu, “Dikedipnya Aku.” Lagu ...
-
Di sebuah rumah minimalis, tinggal sebuah keluarga kecil. Papa, mama dan tiga anak. Anak-anaknya diajari berbahasa Indonesia sejak kecil. Di...
-
Forum pemred indonesia bersama menkeu Sri Mulyani. Saya menyampaikan Tax pasar semen yang mesti digejot, pestisida yang mahal karena impor, ...
-
Ini malam bainai, dipahat sambil main pedang. dari Batam terus ke Dumai, melihat Semen Padang.
Recent Posts
Categories
- Berita ( 2 )
- Jalan-jalan ( 5 )
- Komentar ( 33 )
- Opini ( 20 )
- Tulisan ( 21 )
- Wasit Garis ( 112 )
Sample Text
Blog Archive
-
▼
2011
(
95
)
-
▼
Januari
(
69
)
- Payakumbuh
- Tamara Geraldine
- Telepon Genggam
- SMA 1 Padang
- Jakarta
- Permen
- Masakan Padang
- Merdeka
- Bahasa Minang Indonesia II
- Meja Makan
- Maling
- Makan Siang
- Kelulusan dan Pelepasan
- Negeri Lucu, Negeri Selingkuh
- Melirik
- Entah Luna Maya
- Mari Berdendang
- Kursi Nomor 1
- Takbir
- Kunci Rumah
- Korek Api
- Secangkir Kopi
- Koin Cinta
- King
- Bunker Kiamat
- Bisnis Restoran
- Pendidikan Karakter
- Was-was
- Jujai
- Jengkol
- Jam Gadang
- Jalan Berlobang
- Jakarta
- Hati yang Gembira
- Sit Ball
- Ikan Padang
- Ide
- Masakan Ibu
- Ulangtahun
- Hujan sekarang agak pamberang dibanding hujan saat...
- Pemilihan Gubernur
- Gusi Mobil
- Gubernur
- Calon Gubernur
- Recovery Pascagempa
- Gelap
- Gampo
- Aera Eropa
- Diniyyah Putri
- Cinta
- Cerita Pendek
- Cerai Politik
- Caleg ATM
- Berbunga-bunga
- Bom
- Novel Asrama Bidadari
- Berita Kecil
- Di Rumah, Tidur, Sendiri
- Bambu Illegal Logging
- Bahasa Minang Indonesia
- Awan dan Langit
- Avanza
- Antre di Bank
- Antasari Azhar
- Anggi
- Lembah Anai
- Politik Rasionalitas
- 100 Hari Pascagempa
- Sinisme Politik
-
▼
Januari
(
69
)
0 komentar :
Posting Komentar