On
1/31/2011 03:32:00 AM
by
Khairul Jasmi
in
Wasit Garis
No comments
Hampir semua wartawan muda di Harian Singgalang, berbunga-bunga, mekar semerbak. Amboi mak, harum semua. Saya simak fenomena itu hari demi hari dan ternyata saya tidak salah.
“Cinta itu seperti kijang, makin dikejar makin jauh akhirnya hilang tak tentu rimba,” kata saya.
“Eee ya yayai, ketinggalan Apak mah, kijang tu lah bakabek,” kata mereka serempak.
Yang laki-laki, wartawan-wartawan itu, saya lihat sudah jadi lelaki pesolek, metroseksual. Muda, dandy. Gaya urban perkotaan benar. Wow.
Wartawatinya, pakai lipstik, sisi feminimnya mulai ditonjolkan, sesuatu yang selama ini mereka abaikan. Adalah salah, jika ada anggapan wartawati harus tomboy. Seharusnya ia feminim tapi cekatan. Untuk apa gaya tomboy, tapi membuat satu berita tak selesai dua jam.
Selain lisptik, rambut sudah disisir rapi. Harum, tentu. Saya tahu, beberapa di antaranya sedang jatuh cinta yang berjuta rasanya itu. Saya tahu, beberapa di antaranya sedang berpacaran, mengikat janji, merajut masa depan. Beberapa lain sudah membagikan undangan baralek, sementara yang lainnya sedang merancang hari pernikahan. Beberapa pula sedang bertengkar, tapi rindu. Ada yang coba saling mengelak untuk menikah, karena berbagai sebab. Bisa pula karena selingkuh. Biasalah, anak muda zaman kini.
Fenomena ini sebenarnya gejala umum, karena itu bisa ditemukan
“Cinta itu seperti kijang, makin dikejar makin jauh akhirnya hilang tak tentu rimba,” kata saya.
“Eee ya yayai, ketinggalan Apak mah, kijang tu lah bakabek,” kata mereka serempak.
Yang laki-laki, wartawan-wartawan itu, saya lihat sudah jadi lelaki pesolek, metroseksual. Muda, dandy. Gaya urban perkotaan benar. Wow.
Wartawatinya, pakai lipstik, sisi feminimnya mulai ditonjolkan, sesuatu yang selama ini mereka abaikan. Adalah salah, jika ada anggapan wartawati harus tomboy. Seharusnya ia feminim tapi cekatan. Untuk apa gaya tomboy, tapi membuat satu berita tak selesai dua jam.
Selain lisptik, rambut sudah disisir rapi. Harum, tentu. Saya tahu, beberapa di antaranya sedang jatuh cinta yang berjuta rasanya itu. Saya tahu, beberapa di antaranya sedang berpacaran, mengikat janji, merajut masa depan. Beberapa lain sudah membagikan undangan baralek, sementara yang lainnya sedang merancang hari pernikahan. Beberapa pula sedang bertengkar, tapi rindu. Ada yang coba saling mengelak untuk menikah, karena berbagai sebab. Bisa pula karena selingkuh. Biasalah, anak muda zaman kini.
Fenomena ini sebenarnya gejala umum, karena itu bisa ditemukan
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Search
Popular Posts
-
Ini bukan untuk gagah-gagahan, tapi mencoba berkontribusi lebih banyak lagi bagi kepentingan umum. Apa itu? Forum Editor! Forum Editor a...
-
Khairul Jasmi Di Padang saat ini banyak benar jalan berlobang. Jika tak berlobang, aspalnya terkelupas. Kondisi jalan yang buruk menyebabk...
-
Saya naik pesawat Susi Air dari Simpang Empat ke BIM, begitu mendarat saya sudah ketinggalan siaran langsung pengumuman kabinet oleh Preside...
-
Di pinggang malam, karum jam naik, kami turun ke ruang pracetak. Di dada malam, mesin bergemuruh mencetak huruf demi huruf. Di rumahnya, re...
-
Besi tua, jejak sejarah, eksotik, unik, pabrik indah : indarung 1 Fotografer by : Yosfiandri
-
Ini lagu Minang, “Dikijoknyo Den,” lalu oleh Upiak Isil didendangkan dalam bahasa Indonesia, maka jadilah lagu itu, “Dikedipnya Aku.” Lagu ...
-
Di sebuah rumah minimalis, tinggal sebuah keluarga kecil. Papa, mama dan tiga anak. Anak-anaknya diajari berbahasa Indonesia sejak kecil. Di...
-
Forum pemred indonesia bersama menkeu Sri Mulyani. Saya menyampaikan Tax pasar semen yang mesti digejot, pestisida yang mahal karena impor, ...
-
Ini malam bainai, dipahat sambil main pedang. dari Batam terus ke Dumai, melihat Semen Padang.
Recent Posts
Categories
- Berita ( 2 )
- Jalan-jalan ( 5 )
- Komentar ( 33 )
- Opini ( 20 )
- Tulisan ( 21 )
- Wasit Garis ( 112 )
Sample Text
Blog Archive
-
▼
2011
(
95
)
-
▼
Januari
(
69
)
- Payakumbuh
- Tamara Geraldine
- Telepon Genggam
- SMA 1 Padang
- Jakarta
- Permen
- Masakan Padang
- Merdeka
- Bahasa Minang Indonesia II
- Meja Makan
- Maling
- Makan Siang
- Kelulusan dan Pelepasan
- Negeri Lucu, Negeri Selingkuh
- Melirik
- Entah Luna Maya
- Mari Berdendang
- Kursi Nomor 1
- Takbir
- Kunci Rumah
- Korek Api
- Secangkir Kopi
- Koin Cinta
- King
- Bunker Kiamat
- Bisnis Restoran
- Pendidikan Karakter
- Was-was
- Jujai
- Jengkol
- Jam Gadang
- Jalan Berlobang
- Jakarta
- Hati yang Gembira
- Sit Ball
- Ikan Padang
- Ide
- Masakan Ibu
- Ulangtahun
- Hujan sekarang agak pamberang dibanding hujan saat...
- Pemilihan Gubernur
- Gusi Mobil
- Gubernur
- Calon Gubernur
- Recovery Pascagempa
- Gelap
- Gampo
- Aera Eropa
- Diniyyah Putri
- Cinta
- Cerita Pendek
- Cerai Politik
- Caleg ATM
- Berbunga-bunga
- Bom
- Novel Asrama Bidadari
- Berita Kecil
- Di Rumah, Tidur, Sendiri
- Bambu Illegal Logging
- Bahasa Minang Indonesia
- Awan dan Langit
- Avanza
- Antre di Bank
- Antasari Azhar
- Anggi
- Lembah Anai
- Politik Rasionalitas
- 100 Hari Pascagempa
- Sinisme Politik
-
▼
Januari
(
69
)
0 komentar :
Posting Komentar