On
9/28/2014 02:22:00 AM
by
Unknown
in
Wasit Garis
No comments
Agak banyak tokoh kita pekan-pekan ini masuk televisi nasional, suka saya. Ada Gubernur Irwan Prayitno di ILC TV One, ada Syamsu Rahim di Metro TV. Saldi Isra apalagi, akibatnya sulit profesor itu ditelepon.
Kemudian pada pada 1 Oktober, dilantiklah anggota DPR-RI di Jakarta. Jumlah mereka ratusan orang. Ada dua hal yang menarik saat pelantikan, pertama pimpinan termuda DPR ternyata wakil dari Sumbar, Ade Rizky Pratama. Kemudian salah seorang wakil daerah ini, tampil dengan pakaian keseharian wanita di Minang, baju kuruang basiba. Maka sorot televisi tiap sebentar pada dia, Betty Shadiq. Kabarnya 2 September lalu saya juga mencogok di televisi, tatkala buku saya diluncurkan Jokowi di Jakarta, ha ha ha…
Gubernur Irwan tampil di ILC berbicara soal pilkada tidak langsung lebih bagus di Sumbar karena biayanya amat tinggi. Tapi kemudian disepak oleh pengamat politik Masful lewat tulisannya di sebuah koran. Eee… belakangan DPR menyetujui pilkada tidak langsung, maka hebohlah negeri ini. Kita memang suka yang heboh-heboh.
Lalu Syamsu Rahim, suka pilkada langsung, masuk TV pula, heboh pula, jadi DP di Blackberry segala. Masuk koran pula sesudah itu. Mantap pak bupati yang satu ini.
“Bupati deyen masuak TV,” begitu status Sawir Pribadi di BB-nya, wartawan Singgalang. Di lapau soal Irwan dan Syamsu, jadi bahan perbincangan hangat, lebih hangat dari goreng pisang yang mulai dingin.
Kemudian pada pada 1 Oktober, dilantiklah anggota DPR-RI di Jakarta. Jumlah mereka ratusan orang. Ada dua hal yang menarik saat pelantikan, pertama pimpinan termuda DPR ternyata wakil dari Sumbar, Ade Rizky Pratama. Kemudian salah seorang wakil daerah ini, tampil dengan pakaian keseharian wanita di Minang, baju kuruang basiba. Maka sorot televisi tiap sebentar pada dia, Betty Shadiq. Kabarnya 2 September lalu saya juga mencogok di televisi, tatkala buku saya diluncurkan Jokowi di Jakarta, ha ha ha…
Gubernur Irwan tampil di ILC berbicara soal pilkada tidak langsung lebih bagus di Sumbar karena biayanya amat tinggi. Tapi kemudian disepak oleh pengamat politik Masful lewat tulisannya di sebuah koran. Eee… belakangan DPR menyetujui pilkada tidak langsung, maka hebohlah negeri ini. Kita memang suka yang heboh-heboh.
Lalu Syamsu Rahim, suka pilkada langsung, masuk TV pula, heboh pula, jadi DP di Blackberry segala. Masuk koran pula sesudah itu. Mantap pak bupati yang satu ini.
“Bupati deyen masuak TV,” begitu status Sawir Pribadi di BB-nya, wartawan Singgalang. Di lapau soal Irwan dan Syamsu, jadi bahan perbincangan hangat, lebih hangat dari goreng pisang yang mulai dingin.
Ade Rizky Pratama anak muda dari Minang jadi pimpinan sementara. Setelah terpilih pimpinan defenitif, Ade apakah akan sering terlihat di TV atau lenyap selenyap-lenyapnya bagai batu dilempar ke lubuk. Tak bersuara, anok, gana dan entah apalagi. Betty? Baju kuruang basiba, oke. Setelah ini, kepakkan sayap untuk Ranah Minang, kalau diam saja, habislah.
Siapa lagi orang Minang yang sering mencogok di layar kaca? Ya Saldi Isra itu, hebat dia, bangga saya. Selain itu ada Andrianof Caniago, Fadli Zon, Taslim dan seju
mlah nama perantau lainnya. Tentunya Gamawan Fauzi, Patrialis Akbar. Yang sangat pasti, Karni Ilyas.
Dalam hati saya bangga, urang awak di pentas nasional. Sebangga diri saya kalau saya masuk TV. Bangga dong, kalau masuknya karena hal bagus. TV itu memang membius.
Maka setelah ini saya akan saksikan siapa wakil kita di DPR yang sering diwawancarai reporter. Kalau takkan berkicau di Senayan sana, untuk apa jadi murai. Jadilah murai bagi Sumatera Barat. Perjuanganlah hak-hak rakyat dan Anda akan masuk TV dengan sendirinya.
Bagi kita-kita yang orang biasa ini, ada tokoh daerah masuk TV nasional, muncul rasa bangga. “Urang awak mah,” nah begitulah. Asal jangan karena kasus hukum saja.
Kalau sering masuk TV titel kita berubah langsung, “selebritis.” Kalau sudah demikian, agak tinggi dari biasanya. Mulai dikenal dan terkenal.
Kalau sudah terkenal, maka hebat. Kalau sudah hebat, selesailah segala urusan. Kalau isi dompet? itu hal lain. (*)
Siapa lagi orang Minang yang sering mencogok di layar kaca? Ya Saldi Isra itu, hebat dia, bangga saya. Selain itu ada Andrianof Caniago, Fadli Zon, Taslim dan seju

Dalam hati saya bangga, urang awak di pentas nasional. Sebangga diri saya kalau saya masuk TV. Bangga dong, kalau masuknya karena hal bagus. TV itu memang membius.
Maka setelah ini saya akan saksikan siapa wakil kita di DPR yang sering diwawancarai reporter. Kalau takkan berkicau di Senayan sana, untuk apa jadi murai. Jadilah murai bagi Sumatera Barat. Perjuanganlah hak-hak rakyat dan Anda akan masuk TV dengan sendirinya.
Bagi kita-kita yang orang biasa ini, ada tokoh daerah masuk TV nasional, muncul rasa bangga. “Urang awak mah,” nah begitulah. Asal jangan karena kasus hukum saja.
Kalau sering masuk TV titel kita berubah langsung, “selebritis.” Kalau sudah demikian, agak tinggi dari biasanya. Mulai dikenal dan terkenal.
Kalau sudah terkenal, maka hebat. Kalau sudah hebat, selesailah segala urusan. Kalau isi dompet? itu hal lain. (*)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Search
Popular Posts
-
Di pinggang malam, karum jam naik, kami turun ke ruang pracetak. Di dada malam, mesin bergemuruh mencetak huruf demi huruf. Di rumahnya, re...
-
HAWAII – Saya di Honolulu, Hawaii sekarang. Sejak berangkat Senin (6/4) sudah dilewati siang dan malam, sesampai di sini malah masih Senin...
-
Ini bukan untuk gagah-gagahan, tapi mencoba berkontribusi lebih banyak lagi bagi kepentingan umum. Apa itu? Forum Editor! Forum Editor a...
-
Ini lagu Minang, “Dikijoknyo Den,” lalu oleh Upiak Isil didendangkan dalam bahasa Indonesia, maka jadilah lagu itu, “Dikedipnya Aku.” Lagu ...
-
Prof Jan Romain pada tahun 1953 menulis sebuah buku — sebenarnya materi perkuliahannya di Universitas Gadjah Mada — berjudul “Aera Eropa.” ...
-
Khairul Jasmi ”Georgia,” anak saya, Jombang Santani Khairen menjawab dengan tangkas, tatkala pembawa acara di RCTI Tamara Geraldine mengaj...
-
Sarawa hawaii adalah celana pendek selutut atau di atasnya lagi, pakai kajai di pinggangnya. Ciri khasnya warna-warni. Tak saya temukan k...
-
Khairul Jasmi Sekolah sejak dari TK -- sebenarnya TK bukan sekolah dan saya tak pernah masuk TK -- sampai perguruan tinggi, adalah perjalana...
-
Malam sebentar lagi larut, tapi Payakumbuh semakin ramai. Sepanjang jalan nan lurus pedagang kaki lima berderet rapi. Cahaya lampu dari gero...

Categories
- Berita ( 2 )
- Jalan-jalan ( 5 )
- Komentar ( 33 )
- Opini ( 20 )
- Tulisan ( 21 )
- Wasit Garis ( 112 )

0 komentar :
Posting Komentar